Pembangkit listrik hidrogen. (ilustrasi By AI)

Liputan6.com, Jakarta- Hidrogen digadang menjadi energi masa depan Indonesia, pemerintah pun telah mendorong pengembangan ekosistemnya di Tanah Air. Hal ini didukung dengan infrastruktur dari hulu dan hilir yang kini telah tersedia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional, termasuk pengembangan energi hijau dan energi baru terbarukan demi kesejahteraan masyarakat. Salah satu langkah konkretnya adalah pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi bersih yang dijalankan secara komprehensif.

“Saya ingin mengatakan bahwa Indonesia akan selalu berada pada bagian yang akan menjalankan komitmen itu (Paris Agreement) tetapi dengan penuh hati-hati secara mendalam. Buktinya bahwa Pak Presiden Prabowo telah mencanangkan Asta Cita, berbicara tentang kedaulatan swasembada energi, di dalamnya di situ adalah energi hijau, energi baru terbarukan, dan hidrogen merupakan bagian daripada visi besar Bapak Presiden,” kata Bahlil, dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Selasa (29/4/2025).

Bahlil menekankan bahwa ke depan hidrogen akan memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 2060, hidrogen hijau diproyeksikan dapat menyumbang hingga USD 70 miliar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, serta menciptakan 300 ribu lapangan kerja langsung di sektor elektrolisis hidrogen hijau.

Infrastruktur Hulu Hilir

Di tengah dorong pemerintah dalam mengembangkan ekosistem hidrogen, Indonesia telah mengembangkan infrastruktur dari hulu hingga hilir hidrogen hijau yang dilakukan PT Indonesia Power.

Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, di tengah tantangan transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di tahun 2060 dan tuntutan keberlanjutan energi indonesia, hidrogen hijau bisa menjawab tantangan tersebut.

“Hidrogen hijau sumbernya dari dalam negeri, jadi jika dikembangkan dan dimanfaatkan secara masif dampaknya besar sekali,” kata Edwin.


2 dari 3 halaman

Infrastruktur HuluProduksi Hidrogen

Untuk memenuhi kebutuhan hidrogen hijau di Tanah Air PLN Indonesia Power telah memiliki 13 fasilitas produksi hidrogen atau Green Hydrogen Plant (GHP) yang berlokasi di 13 pembangkit.

Adapun 13 GHP milik PLN IP terdapat di PLTU Pangkalan Susu, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Suralaya 8, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan, PLTU Lontar, PLTGU Tanjung Priok, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTGU Tambak Lorok, PLTG Pemaron, PLTU Grati, PLTU Adipala, dan PLTP Kamojang.

“Salah satu pembangkit PLN Indonesia Power yang memproduksi hidrogen hijau adalah PLTP Kamojang. Ini menjadi pembangkit panas bumi pertama yang memproduksi hidrogen,” tutur Edwin.

Dengan 13 unit GHP ini, PLN Indonesia Power mampu memproduksi 80 ton per tahun, berkontribusi 40 persem dari total GHP PLN. Hasil produksi hidrogen hijau tersebut, sebanyak 32 ton per tahun digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit (cooling generator), sementara 48 ton lainnya bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.

3 dari 3 halaman

Infrastruktur Hilir

Di sisi hilir PLN Indonesia Power pun telah menghadirkan Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia, sebagai penunjang fasilitas kendaraan masa depan berbahan bakar hidrogen.

Tidak hanya pada kendaraan, PLN Indonesia Power juga melakukan pengembangan pemanfaatan hidrogen yang dikonversi menjadi green ammonia untuk energi primer di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pemanfaatan green ammonia diterapkan di PLTU Labuan 2 x 300 Megawatt. Hal ini ditandai dengan keberhasilan uji ammonia cofiring sebesar 3 persen selama 8 jam dengan penggunaan 50 ton ammonia.

“Hidrogen hijau merupakan sumber energi bersih tidak meninggalkan residu di udara sehingga tidak menghasilkan emisi karbon sebab hanya mengeluarkan uap air,” tutup Edwin.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *