Liputan6.com, Jakarta – Bursa saham, atau bursa efek, adalah pasar terorganisir tempat jual beli saham dan instrumen keuangan lainnya berlangsung. Di Indonesia, perjalanan bursa saham dimulai sejak 1912 di Batavia (Jakarta) pada masa Hindia Belanda, mengalami pasang surut, hingga akhirnya mencapai perkembangan signifikan setelah diaktifkan kembali pada 1977.
Kini, Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi jantung perekonomian Indonesia, memfasilitasi perdagangan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Bagaimana bursa saham bekerja dan apa perannya bagi investor dan perekonomian?
Dikutip dari berbagai sumber, perusahaan yang ingin mendapatkan dana segar melalui penjualan saham kepada publik (Initial Public Offering/IPO) akan mendaftar ke BEI. Setelah memenuhi persyaratan, saham perusahaan tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder.
Investor, baik individu maupun institusi, dapat membeli dan menjual saham melalui perantara (broker). Harga saham ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan, dipengaruhi oleh kinerja perusahaan, sentimen pasar, dan kondisi ekonomi global. Transaksi yang terjadi diawasi ketat oleh BEI untuk menjaga integritas pasar.
BEI berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Ia menjadi sumber utama pendanaan bagi perusahaan, memfasilitasi perdagangan efek secara efisien dan transparan, serta menyediakan informasi pasar terkini bagi investor.
Aktivitas perdagangan yang sehat di BEI menunjukkan kepercayaan investor dan daya tarik investasi di Indonesia, berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Memahami bursa saham penting bagi siapapun yang ingin berinvestasi dan memahami dinamika perekonomian Indonesia.
Secara garis besar, proses perdagangan di bursa saham melibatkan beberapa tahapan utama. Pertama, perusahaan yang ingin go public harus mendaftar dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Proses ini termasuk penyampaian laporan keuangan dan informasi perusahaan lainnya yang transparan dan akurat.
Setelah memenuhi persyaratan, perusahaan dapat melakukan IPO. Proses IPO ini melibatkan penentuan harga saham awal dan penjualan saham kepada publik melalui penjamin emisi. Setelah IPO, saham perusahaan tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Investor dapat membeli dan menjual saham melalui perantara, yaitu broker.
Harga saham ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Berbagai faktor, seperti kinerja keuangan perusahaan, sentimen pasar, dan kondisi ekonomi makro, dapat mempengaruhi harga saham. BEI memfasilitasi penyelesaian transaksi antara pembeli dan penjual untuk memastikan keamanan dan efisiensi transaksi.
Sejarah Bursa Saham Indonesia
… Selengkapnya
Perjalanan bursa saham Indonesia panjang dan menarik. Dimulai pada masa penjajahan Belanda, bursa saham di Batavia (sekarang Jakarta) sudah ada sejak tahun 1912. Namun, perkembangannya terhambat oleh berbagai faktor, termasuk perang dunia dan perubahan pemerintahan. Setelah periode pasang surut, pasar modal Indonesia diaktifkan kembali pada tahun 1977 dan mengalami pertumbuhan yang signifikan sejak saat itu.
Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang melakukan IPO dan jumlah investor yang terus meningkat. Puncaknya, pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kita kenal sekarang. BEI kini menjadi salah satu bursa saham terbesar dan teraktif di Asia Tenggara.
Perkembangan teknologi informasi juga sangat mempengaruhi bursa saham Indonesia. Sistem perdagangan yang semakin canggih dan aksesibilitas yang lebih mudah telah mendorong partisipasi investor yang lebih luas. Hal ini menunjukkan bahwa bursa saham Indonesia terus beradaptasi dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.
Perbedaan Bursa Saham dan Bursa Berjangka
… Selengkapnya
Meskipun seringkali dianggap sama, bursa saham dan bursa berjangka memiliki perbedaan mendasar. Bursa saham memperdagangkan saham dan instrumen keuangan lainnya yang mewakili kepemilikan aset riil, seperti saham perusahaan.
Sementara itu, bursa berjangka memperdagangkan kontrak berjangka untuk aset-aset tersebut. Kontrak berjangka adalah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada tanggal dan harga tertentu di masa mendatang. Perbedaan utama terletak pada objek yang diperdagangkan dan mekanisme transaksinya. Bursa saham fokus pada kepemilikan aset, sedangkan bursa berjangka fokus pada spekulasi harga aset di masa mendatang.
Sebagai contoh, di bursa saham, Anda membeli saham sebuah perusahaan dan menjadi pemegang saham. Sedangkan di bursa berjangka, Anda membeli atau menjual kontrak berjangka untuk saham tersebut, tanpa benar-benar memiliki sahamnya. Keuntungan dan risiko di kedua pasar ini juga berbeda, sehingga penting untuk memahami perbedaannya sebelum berinvestasi.