gempa bogor

Liputan6.com, Jakarta- Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 4,1 mengguncang Kota Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (10/4) pukul 22.16 WIB. Gempa yang berpusat di darat ini memiliki episenter pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT, dengan kedalaman hiposenter hanya 5 km.

Gempa ini dirasakan di wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Depok, dengan skala intensitas III-IV MMI, mengakibatkan kerusakan ringan pada sejumlah bangunan rumah warga di Kota Bogor. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan penting tentang penyebab dan dampak gempa tersebut.

Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake). Hal ini dibuktikan oleh bentuk gelombang gempa yang terekam oleh sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko), yang menunjukkan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi. Karakteristik ini khas gempa tektonik yang terjadi akibat patahan batuan dan pelepasan energi yang signifikan. 

Analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme geser (strike-slip). Lokasi episenter yang berada di jalur Sesar Citarik semakin memperkuat dugaan bahwa sesar aktif inilah yang menjadi pembangkit gempa. Dengan kata lain, pergerakan tiba-tiba pada Sesar Citarik menjadi penyebab utama guncangan yang dirasakan warga Bogor dan sekitarnya.